Optimasi produksi kedelai (Glycine max L. Merr) melalui aplikasi pupuk hayati dan budidaya jenuh air di lahan rawa [Optimizing productivity of soybean (Glycine max, L. Merr) through biofertilizer application and saturated soil cultivation on swamp land]
DOI:
https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v84i2.224Abstract
Tidal swampland is a marginal land that has significant potentials for the development of food crops, although its exploration will face several constraints such as low pH, high content of iron (Fe2+), low phosphorus (P), shallow pyrite (FeS2) layer, high salinity, and excess water. The objective of this study was to investigate the effect of biofertilizer and saturated soil cultivation in improving nutrient use efficiency and productivity of soybean in the tidal swamp. The field experiment was arranged in a splits plot design with 2 x 3 x 4 treatments and 3 replications respectively. The treatment in the main plot was soybean cultivation techniques (B) consisting of farmer’s cultivation method (B1) and saturated soil cultivation (B2). The subplot treatment was soybean superior varieties consisting of Anjasmoro (V1), Argomulyo (V2) and Grobogan (V3) and the sub-subplot treatment was fertilization (P) consisting of a 100% of standard dose of NPK (P1) and the use of biofertilizer (1 kg) combined with NPK; 100% of standard dose (P2), 75% of the standard dose (P3), and 50% of the standard dosages (P4) per hectare. The results showed that Bradyrhizobium japonicum R6 and Aeromonas punctata RJM3020 as an active ingredient of biofertilizer was effective to reduce chemical fertilizer NPK up to 50% of the standard dose commonly applied to soybean cultivation by farmers. Anjasmoro varieties treated with this biofertilizer and combined with 50% of standard dosages of NPK could produce up to 2.798 kg of dry beans/ha under saturated soil cultivation.[Keywords: soybean, biofertilizer, saturated soil cultivation, tidal swamp]
Abstrak
Lahan rawa pasang surut merupakan lahan marginal yang memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan pertanian tanaman pangan, meskipun dalam pemberdayaannya berhadapan dengan beberapa kendala seperti pH tanah rendah, kandungan besi (Fe2+) tinggi, kandungan fosfor (P) rendah, lapisan pirit (FeS2) relatif dangkal, kadar salinitas tinggi, dan volume air berlebih. Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan pupuk hayati dan budidaya jenuh air dalam memperbaiki efisiensi penggunaan hara dan produktivitas kedelai di lahan rawa pasang surut. Percobaan lapang menggunakan rancangan petak-petak terpisah dengan perlakuan 2 x 3 x 4 dan masing-masing diulang 3 kali. Sebagai petak utama ialah teknik budidaya kedelai (B) yang terdiri atas budidaya cara petani (B1) dan budidaya jenuh air (B2). Perlakuan pada anak petak yaitu kedelai varietas unggul baru (VUB) yang terdiri atas Anjasmoro (V1), Argomulyo (V2) dan Grobogan (V3). Sedangkan perlakuan pada anak-anak petak adalah pemupukan (P) yang terdiri atas NPK 100% dosis standar (P1), dan penggunaan 1 kg pupuk hayati yang dikombinasi dengan NPK; 100% dosis standar (P2), 75% dosis standar (P3), dan 50% dosis standar (P4) per hektar. Hasil penelitian memperlihatkan peng-gunaan Bradyrhizobium japonicum R6 dan Aeromonas punctata RJM3020 sebagai bahan aktif pupuk hayati dapat menghemat penggunaan pupuk kimia NPK sampai dengan 50% dari dosis standar yang biasa diaplikasikan petani untuk budidaya kedelai. Di dalam sistem budidaya jenuh air, kedelai varietas Anjasmoro yang diperlakukan dengan pupuk hayati dengan kombinasinya menggunakan pupuk NPK 50% dari dosis standar dapat menghasilkan biji kering sampai dengan 2.798 kg/ha.
[Kata kunci: kedelai, pupuk hayati, budidaya jenuh air, lahan rawa pasang surut]
Downloads
Downloads
Submitted
Accepted
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.