Optimasi pengomposan tandan kosong kelapa sawit menggunakan dekomposer bakteri lignoselulolitik skala komersial Optimization of decomposition of empty fruit bunches oil palm using lignocellulolytic bacterialdecomposercomposting in commercial scale
DOI:
https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v83i2.2Abstract
AbstractDecomposition produces methane gas that contribute to greenhouse gas emissions. A research has been conducted to anticipate the occurrence of greenhouse gas emissions by composting of oil palm empty fruit bunches (EFB) waste with aerobic systems using lignocellulolytic bacterial decom-posers (LCBD) in a commercial scale. Two of the activities carried out areoptimization of anaerobic decomposition (pre-treatment) process and optimization of anaerobic-aerobic decompositionin a scale of 50 tons and 780 tons. The results showed that the best pre-treatment is decomposition using fungal decomposer (Acticomp) in an open area and covered with a plastic. In the anaerobic-aerobic decomposition system on scale of 50 tons, the best treatment is using fungal decomposer (Acticomp) and lcbd both for four weeks each while on a scale of 780 tons showed that EFB decomposition on combination of anaerobic and aerobic decom-position system within two months and two weeks respectively produce compost with the C/N ratio of 20.5. The properties of compost was perfectly mature and producing the highest number of green bean germinated seeds.
AbstrakPengomposan atau dekomposisi secara anaerob menghasilkan gas metan yang dapat me-nyumbang emisi gas rumah kaca.Untuk antisipasi terjadinya emisi gas rumah kaca telah dilakukan penelitian pengomposan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan sistem aerobik menggunakan dekomposer bakteri lignoselulolitik (DBLS)pada skala komersial. Dua kegiatan yang dilakukan adalah optimasi pengomposan anaerob (pre treatment) dan optimasi pengomposan anaerobik-aerobik masing-masing pada skala 50 ton dan 780 ton. Pada optimasi pengomposan dua faktor yang diuji adalah penggunaan dekomposer dan penutupan kompos sedangkan pada optimasi pengomposan anaerobik-aerobik diuji pengaruh penggunaan DBLS dan pengaruh penggunaan DBLS dan lama periode sistem pengomposan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pre treatment terbaik adalah pengomposan dengan dekomposer jamur (Acticomp) di areal terbuka dan ditutup terpal. Perlakuan pada sistem anaerobik-aerobik skala 50 ton terbaik adalah pengomposan dengan dekomposer jamur (Acticomp) selama empat minggu dan dengan DBLS selama empat minggu sedangkan pada skala 780 ton menunjukkan bahwa pengomposan TKKS pada kombinasi antara pe-ngomposan dengan dekomposer jamur (Acticomp) dan DBLS masing-masing dalam waktu dua bulan dan dua minggu menghasilkan kompos TKKS dengan rasio C/N 20,5 dengan karakter matang sempurna dan mampu menghasilkan jumlah biji kacang hijau berkecambah tertinggi.
Downloads
Downloads
Submitted
Accepted
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.